Laboratorium produksi atau teaching factory di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah fasilitas atau ruang belajar yang didesain untuk mensimulasikan lingkungan kerja di industri nyata.
Konsep ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa SMK agar mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia kerja.
Berikut adalah beberapa elemen utama yang terkait dengan pengertian laboratorium produksi atau teaching factory di SMK:
- Simulasi Lingkungan Kerja: Laboratorium produksi dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan lingkungan kerja yang mirip dengan industri yang sesungguhnya. Ini mencakup penggunaan peralatan, mesin, dan bahan yang digunakan di dunia nyata.
- Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa di laboratorium produksi terlibat dalam proyek-proyek yang mencerminkan tugas dan tanggung jawab yang dapat mereka temui di lapangan kerja. Hal ini membantu mereka memahami konteks praktis dari konsep-konsep yang dipelajari di kelas.
- Kerjasama dengan Industri: Teaching factory sering kali menjalin kemitraan dengan perusahaan atau industri di sekitar sekolah. Ini dapat melibatkan pertukaran pengetahuan, pelatihan, atau bahkan peluang magang bagi siswa.
- Pembelajaran Berbasis Pengalaman: Fokus utama dari laboratorium produksi adalah memberikan pengalaman praktis kepada siswa. Mereka belajar dengan melakukan, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan di dunia kerja.
- Pengembangan Keterampilan Soft dan Hard: Siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis atau "hard skills," tetapi juga keterampilan lunak atau "soft skills" seperti kerjasama tim, komunikasi, dan pemecahan masalah yang sangat diperlukan dalam lingkungan kerja.
- Evaluasi dan Umpan Balik: Guru atau instruktur di laboratorium produksi memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan kinerja mereka dalam proyek-proyek dan tugas-tugas yang dijalankan. Ini membantu siswa untuk terus meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
Melalui konsep laboratorium produksi atau teaching factory, SMK bertujuan untuk menciptakan lulusan yang siap kerja dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses kerja di industri. Hal ini juga membantu mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.